Posts from the ‘Trading’ Category

Golden Number = Φ

Theology

Is there meaning hidden in Phi, the symbol for the Golden Number?

The use of the Greek letter Phi Phi to represent the golden number 1.618 … is generally said to acknowledge Phidias, a 5th century B.C. sculptor and mathematician of ancient Greece, who studied phi and created sculptures for the Parthenon and Olympus.

The message from scripture of all the major monotheistic religions is that God is One, Who created the universe from nothing, splitting nothingness into offsetting forces and elements.  Today we understand the universe to consist of positive and negative atomic and subatomic particles and charges, matter and anti-matter, all coming from a singularity in what we term the “Big Bang.”

Curiously, the mathematical constant of 1.618 … that is found throughout creation is represented by the symbol Phi, which is the symbol 0 for nothing split in two by the symbol 1 for unity and one.  Could this be the true meaning behind the symbol Phi?  (Oddly enough, to type Phi on your computer, you hold the Alt key and enter 1000 on the number pad, an interesting “alt”ernate look at 1 with a trinity of 0’s!)

O l
Nothing Unity / God Nothing
split by
Unity
is Phi,
the constant
of creation
Note:  This original insight by the site author was added on 3/15/2003.

Adding Unity to nothingness produces the Fibonacci series, which converges on Phi

Now ADD God to the void, or Unity to Nothing.  In other words, add 0 plus 1 to get 1, and then follow this pattern to the Infinite.  This is the Fibonacci series.  The ratio of each number in the series to the one before it converges on Phi as you move towards infinity, !

Number in the series O l l 2 3 5 8 13
Ratio of
each number in the series
to the
previous number in the series
  l 2 l.5 l.66… l.600 l.625

The Golden Proportion is analogous to God’s relationship to creation

The Golden Section, or Phi, found throughout nature, also applies in understanding the relationship of God to Creation.  In the golden section, we see that there is only one way to divide a line so that its parts are in proportion to, or in the image of, the whole:

The ratio of the larger section (B) to the whole line (A) is the same as the ratio as the smaller section (C) to the large section (B):

Sectioning a line to form the Golden Section, based on phi, the golden ratio

Only “tri-viding” the whole preserves the relationship to the whole

And so it is with our understanding of God, that we are created in His image.  Not by dividing the whole, but only by tri-viding the whole does each piece retain its unique relationship to the whole.  Only here do we see three that are two that are one.

Jesus, the Son of God and the Son of ManThe Book of John begins with these words that capture the essence of this:

In the beginning was the Word,
and the Word was with God,
and the Word was God.

Jesus, in John 14:9, expressed a similar thought:

Anyone who has seen me has seen the Father.

Here the human Jesus (the Son of Man) is to the divine Jesus (the Son of God) as the divine Jesus (the Son of God) is to God (the Father or whole).

Insight on the relationship of Christ to God as analogous to the golden section contributed by Steve McIntosh.

The Golden Section as a universal constant of design

The teachings of most religions express the thought that part of God is within each of us and that we are created in His image.  The pervasive appearance of phi throughout life and the universe is believed by some to be the signature of God, a universal constant of design used to assure the beauty and unity of His creation.

(For more thoughts on the evidence of Divine creation click HERE.)

Source: http://goldennumber.net/theology.htm

Bunga, Fibonacci, dan Pilihan

Bunga, Fibonacci, dan Pilihan

 

White RoseWhite Rose

Di film-film, kadang kala ada seorang wanita yang sedang bingung dalam memutuskan sesuatu, kemudian dengan tersedu-sedu, me-mrithili (menggugurkan kelopak satu persatu) sebuah bunga, sambil mengucap,

“jodoh, bukan, jodoh, bukan….”.

“lontong, sapi, lontong, sapi,…”

Saya jadi kepikiran (yang berarti saya ada) tentang fenomena mrithili bunga ini.

Sebenarnya, sebingung apapun orang, saya yakin seringkali tidak dalam posisi yang benar-benar 50-50. Mungkin 50,1-49,9. Yang artinya, selalu ada kecenderungan dari dalam hati. Namun, seringkali (lagi dan sialnya), orang tersebut (mungkin termasuk saya), suka membingungkan diri. Maksudnya, suka tidak berani mengambil keputusan. Takut salah kek, takut disangka orang lain giman kek, dan sebagainya.

Yang dibutuhkan di sini, hanyalah pendukung keputusan kita, atau istilahnya, pembenaran. Bisa dari orang lain, ramalan bintang, atau sekadar bertanya pada bunga tadi.

Oke, kembali ke bunga.

Sebenarnya, peluang ketika mrithili bunga tidaklah 50:50, tapi cenderung 2:1. Dengan 2 adalah bagian si opsi yang sidebut duluan. Kok bisa ?

Begini alasannya :

Sudah tahu kan, ada yang disebut deret Fibonacci ? 1,1,2,3,5,8,13,21,34,…

Nah, konon, si deret fibonacci ini merupakan angka-angka yang sering muncul di alam, termasuk banyak kelopak (atau mahkota) bunga.

Fibonacci in FlowerFibonacci in Flower

Fibonacci in Flower 2Fibonacci in Flower 2

Padahal, bisa dicek di deret fibonacci, dalam 3 buah suku berurutan, ada tepat 1 bilangan genap dan 2 bialngan ganjil. Silahkan buktikan sendiri kenapa.

Jadi, dengan kata lain, jika kita mengambil bunga secara random, peluang memiliki kelopak sebanyak ganjil adalah 2/3 dan genap 1/3. Sehingga, jika kita melakukan pe-mrithil-an bunga tadi, misal A,B,A,B,A,B,… peluang untuk A menjadi hasil adalah 2/3, dan B 1/3.

Contoh lain, jika pilihan kita, “terima, tolak, terima, tolak, …“, akan menghasilkan hasil “terima” daripada “tolak“.

Sehingga, jika ingin menjadikan si bunga pembenaran, sebutkan pilihan yang cenderung anda inginkan di awal.

Saran dari saya, “ngapaian nanya ke bunga ?”

Oh iya, terakhir, dengan membaca tulisan ini, selalu ingat bahwa ada yang dinamakan Heisenberg Uncertainty. Soalnya, anda telah melakukan pengamatan terhadap sistem. He…

Ingi membaca lebih lanjut tentang Fibonacci : di sini

NB : Sebenarnya, ini bukan murni ide saya. Saya pernah tahu yang serupa, tapi lupa, kapan dan dimana. Dan, teringat lagi saat rapat terus saya twit.

PS : Sudah bisa berfikir lagi sejak hari Rabu malam. Mungkin efek Inter menang 2-0.

Sumber: http://ismailsunni.wordpress.com/2011/04/10/bunga-fibonacci-dan-pilihan/

Fibonacci Extension

Penggunaan fibonacci berikutnya akan digunakan untuk menentukan target.

Harus selalu diingat waktu kita trading – “Jika ragu, tahu kapan kita harus keluar!”

Mari kita mulai dengan contoh pada kondisi tren naik.

Pada uptrend, idenya adalah mengambil keuntungan dengan BUY pada fibonacci harga perpanjangan / ekstensi. Anda menentukan tingkat ekstensi Fibonacci dengan menggunakan tiga klik mouse.

Pertama, klik pada Swing Low yang signifikan, lalu tarik kursor Anda dan klik pada Swing High terbaru. Akhirnya, tarik kursor Anda kembali dan klik pada salah satu tingkat retracement.

Ini akan menampilkan masing-masing dari Extension level Harga yang menunjukkan rasio yang baik dan tingkat harga yang sesuai. Cukup rapi, ya?

Mari kita kembali ke contoh dengan grafik USD / CHF kita menunjukkan Anda dalam pelajaran sebelumnya.

Tingkat Fib 50,0% ditahan kuat sebagai support dan, setelah tiga tes, pair mata uang akhirnya kembali melanjutkan uptrend nya.
Pada tabel di atas, Anda bahkan dapat melihat kenaikan harga melewat Swing High sebelumnya.

Mari kita menggunakan ekstensi Fibonacci untuk melihat mana akan menjadi tempat yang baik Take Profit / mengambil untung.

Fib extensions help us spot potential take profit points

Berikut ini rekap tentang apa yang terjadi setelah terjadi retracement Swing Low:

  • Harga rally sampai ke tingkat 61,8%, yang bergerak di Swing High sebelumnya.
  • Jatuh kembali ke tingkat 38,2%, di mana ia menemukan support
  • Harga kemudian  menemukan resistance pada tingkat 100%.
  • Beberapa hari kemudian, harga rally lagi sebelum menemukan resistance pada tingkat 161,8%.

Seperti yang dapat Anda lihat dari contoh itu, tingkat 61,8%, 100% dan 161,8% adalah tempat yang baik untuk mengambil  keuntungan.

Sekarang, mari kita lihat sebuah contoh menggunakan tingkat Fibonacci ekstensi dalam trend turun.

Mari kita lihat lagi chart EUR / USD 1-jam yang telah kita tunjukkan dalam pelajaran Fib stick.

Buyers could not break through the 61.8% Fib. Sellers jumped back in and brought price back down to test former lows

Di sini, kami melihat doji terbentuk tepat di bawah tingkat Fib 61,8%. Harga kemudian membalik kembali ke Swing rendah.

Mari kita memasang alat  Extension fib untuk melihat dimana tempat yang baik untuk mengambil keuntungan.

The 38.2%, 50.0%, and 61.8% extension levels would have all been good places to take profit

Inilah yang terjadi setelah harga balik dari tingkat retracement fibonacci:

  • Harga menemukan support pada tingkat 38,2%
  • Tingkat 50,0% sebagai support  awal
  • Tingkat 61,8% juga menjadi daerah support, sebelum harga jatuh untuk menguji Swing Low sebelumnya
  • Jika Anda melihat ke depan, Anda akan menemukan bahwa tingkat ekstensi 100% juga bertindak sebagai support

Kita bisa mengambil keuntungan pada tingkat, 38,2% 50,0%, atau 61,8%. Semua level bertindak sebagai support, mungkin karena trader  lain mengawasi  tingkat ini untuk profit taking juga.

Contoh menggambarkan harga yang menemukan setidaknya beberapa sementaradukungan atau hambatan di tingkat ekstensi Fibonacci – tidak selalu, tapi sering cukup untuk benar menyesuaikan posisi Anda untuk mengambil keuntungan dan mengelola risiko Anda.

Anda harus menggunakan kebijaksanaan Anda dalam menggunakan alat ekstensi fibonacci. Anda harus menilai berapa lama lagi tren akan terus berlanjut. Kemudian, kami akan mengajarkan Anda metode untuk membantu Anda menentukan kekuatan sebuah tren.

Sumber: http://instaforex.co.id/belajar-forex-gratis/ekstensi-fibonacci/

Menaiki Elliot Wave

Hipotetis, skenario yang akan-paling-mungkin-benar:

Katakanlah Anda ingin memulai hitungan gelombang Anda. Anda lihat bahwa harga tampaknya telah mulai bergerak ke atas. Menggunakan pengetahuan Anda tentang Elliott Wave, Anda memberikan label gerakan ini sebagai Wave 1 dan retracement sebagai Wave 2.

Elliott wave count

Berikut ini adalah apa yang Anda temukan:

  • Aturan Nomor 2: Wave 2 TIDAK PERNAH melampaui awal Wave 1
  • Gelombang 2 dan 4 sering terpental karena level retracement fibonacci

Jadi, Anda memutuskan untuk mengeluarkan alat Fibonacci untuk melihat apakah harga pada tingkat fib. wow! Harga hanya sampai di sekitar tingkat 50%. Hmm, ini bisa menjadi awal Wave 3, yang merupakan sinyal beli sangat kuat.
Elliott wave entry

Karena Anda seorang trader yang cerdas, Anda juga menempatkan stoploss sewaktu menempatkan order.

Peraturan pokok nomor 2 menyatakan bahwa Wave 2 tidak pernah bisa melampaui awal Wave 1 sehingga Anda menempatkan stop loss Anda di bawah harga terendah.

Jika retraces harga yang lebih dari 100% dari Wave 1, berarti anda salah dalam menghitung gelombang.

Mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya …

Elliott wave 3

Analisis Elliott Wave terbayar lunas dan Anda menangkap gerakan naik yang tinggi! Anda pergi ke Las Vegas (atau Macau), menghabiskan semua keuntungan Anda di rolet, dan anda kembali ke tempat Anda mulai. Beruntung bagi Anda, kita memiliki skenario hipotetis di mana Anda bisa mendapatkan uang imajiner lagi …

Skenario 2:

Kali ini mari kita menggunakan pengetahuan Anda pada pola gelombang korektif untuk meraih pips.

Elliott wave flat example

Anda mulai menghitung gelombang pada trend menurun dan Anda melihat bahwa gelombang ABC korektif yang bergerak ke samping. Hmm, apakah ini sebuah formasi flat sedang terjadi? Ini berarti bahwa harga hanya mungkin akan memulai gelombang impuls baru setelah Wave C berakhir.

Mempercayai keterampilan Elliott Wave Anda, Anda melakukan sell dengan Lot penuh di pasar dengan harapan menangkap gelombang impuls baru.

Anda menempatkan stop hanya beberapa pips di atas awal Wave 4 hanya untuk memastikan jika hitungan gelombang Anda salah.

Elliott wave flat exit

Sumber: http://www.bemastertrader.com/elliot-wave/menaiki-elliot-wave

Analisa Teknikal Dengan Teori Elliot Wave

https://i0.wp.com/masterinstaforex.com/wp-content/uploads/2011/02/ralph_nelson_elliot.jpgDitemukan atau diciptakan oleh seorang berkebangsaan Amerika. Ralph Nelson Elliot,

lahir pada tanggal 28 Juli 1871 Marysville, Amerika. Karirnya sebagai akuntan profesional membuat Elliot terbiasa dengan data, angka, dan statistik. Hal ini pula yang pada akhirnya membuat Elliott menemukan sistem analisa pergerakan harga(saham, forex, dsb) yang sekarang ini sangat populer dikalangan para trader.

Teori yang ditemukan oleh Elliot ini bukan jadi dalam sehari/bulan atau tahun. Namun telah menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya(75 Tahun).

Sistem analisa ini(teori) sekarang dikenal dengan ‘Elliot Wave’, yang diterbitkan dalam judul buku ‘The Wave Principal’. Secara garis besar Elliot mengemukakan bahwa ‘Saham, pasar diduga berperilaku kacau atau tidak menentu, padahal Tidak‘. Lebih lanjut Elliot menemukan bahwa pola perdagangan di pasar selalu bergerak dalam siklus yang berulang.

Ayunan harga ke atas dan kebawah disebabkan oleh kumpulan psikologi kolektif dari trader dan ayunan ini oleh Elliott disebut dengan ‘Wave’ atau gelombang, dan yg menarik Elliot menyatakan bahwa gelombang ini akan berulang dalam pola-pola yang sama, dan dia yakin bila Anda mampu mengidentifikasi gelombang maka Anda dapat memprediksi kemana arah harga selanjutnya.

Apa yang dikemukakan oleh Elliot ini tak ayal membuat para trader sangat tertarik. Dengan teori ini seakan sangat mudah bagi trader untuk melihat titik-titik dimana harga kemungkinan di posisi paling mahal atau murah, atau dengan kata lain, hal ini memungkinkan trader untuk menangkap informasi puncak dan dasar.

Sampai disini, apa yang ada di pikiran Anda? Percayakah Anda?

Jika teori ini benar, seakan akan uang sudah menanti didepan mata Anda?

Tarik nafas dalam-dalam, gak perlu berandai-andai, intinya, hal ini akan menambah wawasan Anda tentunya, dan tak ada salahnya kita mengetahuinya dengan baik.

Baik, mari kita mulai belajar Elliott Wave.

Sebelum masuk lebih dalam, pertama kita harus mengenal dulu dengan apa dikemukakan Elliott tentang Fractals. Fractal juga umum digunakan di dunia matematika dan dikenal dengan “kemiripan diri /

self-similarity”.

Jadi Fractals adalah suatu struktur, dimana dalam struktur tersebut dapat dibagi dalam beberapa bagian lebih kecil yang memiliki sifat sangat mirip dengan keseluruhannya.

Elliot sangat menekankan peranan dari Fractals, mengapa?

Elliot menyatakan bahwa setiap gelombang Elliott adalah Fractals, dan mereka dapat dibagi dalam gelombang-gelombang Eliiott yang lebih kecil.

Masih bingung dengan Fractals? Perumpamaan yang sederhana dan nyata adalah, dan ini bisa Anda temukan di sekitar Anda, Kerang laut adalah Fractals, Petir, Awan, bahkan serpihan salju juga merupakan fractals.
Elliott menyatakan bahwa Pasar yg bergerak dalam tren akan memiliki pola gelombang, yang dia sebut dengan pola gelombang 5-3. Dimana gelombang 5(fase pertama) akan diikuti dengan gelombang 3 untuk fase berikutnya. Mari kita bahas satu persatu

Pola Gelombang 5-3

Pola Gelombang 5 disebut gelombang Impulse ( Impulse Wave), Gelombang ini dibagi menjadi 5 model gelombang dan disebutkan masing-masing dengan angka dan berurutan.

Gelombang 1,3,5 disebut dengan motif yang biasanya mewakili arah trend secara keseluruhan, dan gelombang 2,4 adalah koreksi.

Makna yang terkandung dari masing-masing gelombang:

Gelombang 1:
Harga membuat gerakan awal ke atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh sejumlah kecil orang (karena berbagai alasan, baik nyata atau membayangkan) merasa bahwa harga sedang murah sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk membeli. Hal ini menyebabkan harga naik.

Gelombang 2 :
Pada titik ini, cukup banyak orang yang yg semula sudah berada di gelombang asal(naik) mempertimbangkan harga sudah terlalu tinggi dan mengambil keuntungan. Mengakibatkan harga bergerak turun.

Gelombang 3 :
Gelombang ini biasanya yang terpanjang dan terkuat. Dalam fase ini saham telah menarik banyak perhatian publik. Berakibat harga semakin melambung, biasanya harga akan melambung lebih tinggi dibanding pada saat gelombang 1.

Gelombang 4:
Pada fase ini sebagian orang melakukan aksi ambil untung, dan merasa harga telah mahal. Namun ada sebagian orang yg masih merasa bahwa harga masih dalam tren naik(bullish), jadi gelombang ini cenderung masih lemah.

Gelombang 5:
Ini adalah fase dimana harga sudah terlalu tinggi untuk dikoleksi/dibeli, dan daya yg mampu membuat harga terus naik adalah karena histeria semata.

Perlu diketahui bahwa panjang dari masing2 gelombang tidak selalu sama persis sesuai dengan perbandingan yang ada pada gambar, bisa lebih panjang atau lebih pendek, itu wajar.

Koreksi ABC

Selanjutnya Elliot menjabarkan bahwa pola gelombang 5 diatas akan diikuti dengan gelombang 3, pola koreksi ABC. Lihat pada gambar dibawah

Tren harga naik/Bullish Tren harga turun/Bearish

Menurut Elliott, ada 21 pola koreksi ABC mulai dari yang sederhana sampai dengan yang paling kompleks. Wah repot ya kalau sampai ada 21 macam, gimana cara menghapalkannya. Untungnya Elliot sudah menyederhanakan dan merumuskan ke dalam pola yang jauh lebih sederhana serta mudah untuk dipahami dan diingat-ingat. Jadi seperti apakah pola-pola koreksi tersebut:

1. Formasi ZIG-ZAG

formasi Zig-zag bergerak sangat tajam pada harga yang bertentangan dengan tren dominan. Gelombang B biasanya lebih pendek dibandingkan dengan Gelombang A dan C. Pola zig-zag dapat terjadi dua kali atau bahkan tiga kali dalam suatu fasa koreksi.

2.
Formasi Flat(Datar)

formasi Flat terbentuk seperti gelombang yg bergerak ke arah samping, panjang dari masing-masing gelombang pada umumnya adalah sama. Perbedaan panjang biasanya tidak terlalu besar.

3.
Formasi Segitiga (Triangles)

Formasi ini bergerak melawan tren serta terdiri dari 5 gelombang bergerak ke arah samping. Sedangkan dimensi kemiringan bisa turun, menyempit atau memperluas.

Gelombang dalam Gelombang

Seperti pada awal pembahasan diatas, disebutkan tentang fractals, yaitu struktur yg dapat dipecah dalam bagian yg lebih kecil yang memiliki pola seperti struktur secara keseluruhan. Dan hal ini berlaku pula pada teori gelombang Elliot. Anda akan menemukan gelombang 5 atau 3 yang lebih kecil di dalam sebuah pola gelombang. Lihat ilustrasi gambar dibawah ini:


Dari gambar kita dapat melihat bahwa pada gelombang 1 3 5, didalamnya terdapat pola 5, dan dari gelombang 2 4, didalamnya terdapat pola koreksi ABC(gelombang 3). Nah dari sini kita lebih mudah membayangkan dimana arti Fractal seperti yg dimaksud. Elliot menekankan bahwa selalu ada gelombang yg lebih kecil dari setiap gelombang, dan pola ini selalu berulang.

Elliot membagi-bagi skala gelombang menjadi :

* Grand Supercycle

* Supercycle

* Siklus

* Primer

* Intermediate

* Minor

* Menit

* Minuette

* Sub-Minuette

Dari yg terbesar Grand Supercycle sampai yg terkecil Sub-Minuette

Nah, mari kita lihat bagaimana penerapan dan realisasi pada harga yg nyata dan sebenarnya. Lihat pada gambar dibawah ini.

Gambar diatas menunjukan 1 siklus sempurna dari elliot wave, yaitu pola 5-3 yang diikuti dengan pola koreksi ABC. Memang terlihat bahwa ada gelombang yg terbentuk secara tidak sempurna, gelombang 3 contohnya, ada sedikit koreksi didalamnya. Namun ya seperti itulah dalam kehidupan nyata.

Bagi Anda, yg masih belum terbiasa. Membaca bentuk-bentuk/pola mungkin akan terasa sangat sulit. Namun jika Anda berlatih dan membiasakan Anda akan cepat untuk mengidentifikasi dan tak sesulit yg dibayangkan.

Sedikit Tips supaya lebih mudah dalam membaca pola gelombang :

* Gelombang 3 harus lebih panjang bila dibandingkan dengan Gelombang 1 dan 5

* Gelombang 2 tidak akan bergerak jatuh atau lebih kecil dibawah awal gelombang 1

* Gelombang 4 tidak akan bergerak jatuh sampai pada akhir gelombang 1

Pada artikel selanjutnya akan diulas bagaimana kita bisa memanfaatkan teori Elliott ini dalam menunjang trading kita.

Menyambung dari artikel sebelumnya ‘Analisa Teknikal Dengan Teori Elliott Wave‘, dalam artikel ini akan diberikan beberapa contoh sebagai sampel latihan yang dapat kita pelajari sebelum Anda benar-benar mempraktekkan didalam kehidupan nyata atau trading real.

Latihan 1:

Suatu saat Anda dihadapkan bahwa sepertinya telah muncul pola gelombang 1 dan gelombang 2, sampai disini pola gelombang yg telah terkonfirmasi benar adalah pola gelombang 1 ditandai dengan munculnya gelombang koreksi(gelombang 2).

Namun tunggu dulu, apakah benar ini gelombang 2?, masih terlalu dini untuk memastikan bahwa ini adalah gelombang 2. Untuk itu beberapa hal yg dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan tambahan adalah :

* Sifat gelombang 2 adalah tidak mungkin jatuh dibawah awal gelombang 1.

* Biasanya gelombang 2 dan 4, akan bouncing pada level 50% fibonacci(retracement).

Maka sekarang kita tarik garis fibonacci sepanjang gelombang 1. Dan terlihat di gambar dibawah, bahwa harga telah bergerak disekitaran level retrace fibo 50%, jadi disekitar harga tersebut adalah prediksi/signal dimana akan diteruskan dengan pola gelombang 3, berarti saatnya untuk siap-siap beli.

Seandainya Anda membuka posisi, tentunya posisi awal gelombang 1, adalah nilai realistis untuk digunakan sebagai Stop Loss. Mengapa? jika harga terus bergerak kebawah, berarti prediksi kita salah, dan identifikasi apakah gelombang 1 juga salah.

Baik, kita andaikan Anda tidak melewatkan kesempatan, Anda open Buy. Setelah beberapa saat.

Ya… Hoolla, Anda baru saja melakukan prediksi dan bertindak dengan benar. Sinyal yg dibentuk dari gabungan pola gelombang 1 2(Ellliot) + fibonacci di konfirmasi dengan gelombang 3. Ini berarti keuntungan bagi Anda.
Baik mari kita coba lagi dengan contoh lain :

Latihan 2

Suatu saat Anda melihat sebuah tren turun dan pola 1-3-5 Elliot telah terbentuk, dan sekarang diikuti dalam fase koreksi ABC. Dari gambar dibawah terlihat, terjadi pola flat/datar pada koreksi.

Sampai disini, pertanda akan ada signal sell/turun atau berbalik naik/buy. Yang mana ya yang terbaik ?. Karena tren awal adalah turun maka insting mengatakan ikuti saja tren(tren following) jadi siapkan untuk open sell.

 

Namun sebagai trader yg cerdar, Anda harus tetap selalu berpikir logis bahwa tebakan selalu bisa saja salah. Untuk itu mari kita bijak mengatur masing-masing stop loss.

Jika Anda beli maka posisi stop loss yg paling relevan adalah di posisi saat akhir gelombang 5

Jika Anda sell maka posisi stop loss adalah di akhir gelombang 4.
Cukup masuk akal bukan … ?

Karena kita mengikuti Tren, jadi kita Open Sell / Jual, serta menempatkan stop loss di posisi akhir gelombang 4.

Mari kita lihat apa yang terjadi, bagaimana selanjutnya harga bergerak.

Ya. selamat, sekali lagi Anda berhasil menggunakan teori Elliot dan tren untuk menambah pundi-pundi PIPS Anda.

Sumber: http://masterinstaforex.com/menggunakan-elliot-wave-dalam-trading-forex

Deret Fibonacci

https://i0.wp.com/masterinstaforex.com/wp-content/uploads/2011/02/photo_leonardo_fibonacci.jpgLeonardo Fibonacci lahir sekitar tahun 1170 dari seorang pedagan Italia kaya bernama Guglielmo fibonacci.

Sebagai seorang anak muda, Fibonacci sangat menggemari bidang matematika dan berhitung. Dia belajar tengtang sistem angka Hindu dan Arab, dimana dia mendapat bahwa sistem tersebut lebih sederhana bila dibandingkan sistem Romawi, serta lebih mudah dalam penghitungan.
Dan pada usianya yg ke 32 tahun 1202 dia mulai memperkenalkan sistem Angka(hindu-arab) ke dataran Eropa. Fibonacci juga memperkenalkan sistem aritmatika yang masih kita gunakan sampai sekarang ini, yaitu dasar 10 digit, kosong, koma, decimal dan pecahan.

Dan masih banyak lagi model-model hitungan dan persamaan matematika yang ditemukan oleh fibonacci. Diantaranya yg kemudian paling dikenal adalah apa yang disebut dengan deret atau urutan fibonacci.

Deret fibonacci muncul dengan rangkaian: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144 …

Rangkaian angka ini diperoleh dengan dimulai angka 1 diikuti oleh 2 dan kemudian menambahkan 1 + 2 untuk mendapatkan 3. Kemudian, penambahan 2 + 3 untuk mendapatkan 5, dan seterusnya.
Hal yang menarik adalah apabila anda menghitung rasio setelah beberapa angka pertama maka akan selalu didapatkan nilai decimal .618

Contoh: 55 / 34 = .6176
Contoh: 144/89 = .6179

Hal yang menarik berikutnya
contoh: 34/ (1+ 1+ 2+ 3+ 5+ 8+13+ 21+34) = .38

contoh: 89/ (1+ 1+ 2+ 3+ 5+ 8+13+ 21+34+55+89) = .38

Dari deret yang ditemukan oleh fibonacci ini secara tidak sengaja muncul secara nyata di alam, disadari atau tidak apabila kita menghitung cabang dari sebuah pohon maka akan didapat angka-angka fibonacci, demikian pula pada jumlah kelopak suatu bunga, seperti contoh bunga aster(rata-rata memiliki 34 atau 35 kelopak, bahkan ada yg sampai 89).

Gak percaya? … Kapan-kapan kalau Anda sedang ada banyak waktu, iseng-iseng saja menghitung kelopak/cabang dari tanaman-tanaman yg ada di halaman rumah Anda? :)

Melihat fenomena menarik dari deret fibonacci ini, maka hal ini coba diterapkan dalam trading forex. Dan setelah dihitung dan dirumuskan(Anda tidak perlu susah2 mencarinya, serahkan kepada ahlinya) maka didapat nilai

Fibonacci Retracement Levels
0.236, 0.382, 0.500, 0.618, 0.764

Fibonacci Extension Levels
0, 0.382, 0.618, 1.000, 1.382, 1.618

Fibonacci ini sudah sedemikian populer bagi para trader. Sehingga sekarang ini hampir semua platform trading ada fasilitas kalkulator fibonacci, yang akan secara otomatis menghitung dan tinggal pasang saja.

Fibonacci Retracement Levels
Fungsi dari level ini adalah sebagai informasi Support & Resistance, dimana biasanya trader akan melakukan open buy/sell setelah harga menyentuh titik-titik level tersebut

Fibonacci Extension Levels
Trader umumnya menggunakan posisi level ini untuk menentukan titik dimana mereka harus mengambil take profit.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah :
* Level fibonacci ini hanya bekerja dengan baik saat terjadi suatu tren

* Untuk dapat menggunakan fibonacci Anda harus menentukan ayunan/range harga terendah dan tertinggi.

Baik mari coba kita lihat contoh latihannya:

Suatu saat Anda melihat bahwa pair AUD/USD sedang dalam tren naik

Disini kita akan mencoba menggunakan fibonacci untuk memprediksi, kapan dan harga yang bagus untuk open buy. Caranya adalah dengan mengetahui fibonacci retracement level, yg perlu Anda lakukan adalah dengan menarik dari titik ayunan terendah(swing low) dan titik ayunan tertinggi(swing high).

Maka akan terlihat

Seperti yang dapat Anda lihat dari grafik, tingkat retracementnya adalah 0,7955 (23,6%), 0,7764 (38,2%), 0,7609 (50,0%), 0,7454 (61,8%), dan 0,7263 (76,4%).

Jadi disini kita menanti suatu skenario prediksi bahwa harga akan turun sampai pada tingkat-tingkat retracement yang juga berarti level support. Lalu harga kembali lagi naik untuk bergerak sesuai tren semula. Nah mari kita amati pergerakan harga selanjutnya.

Harga bergerak melewati level 23.6%, lalu bergerak bouncing di level 28,2% namun kita lihat bahwa harga penutupan candle tidak bisa melewati level 38,2%, jadi besar kemungkinan bahwa ini adalah level support. Kita konfirmasi beberapa saat apakah harga bergerak naik. Jika ya, segera lakukan open buy.

Terlihat bahwa prediksi kita benar, bahwa harga kembali naik mengikuti arah tren semula.

Sumber: http://masterinstaforex.com/id/belajar-teori-fibonacci

Elliott Wave Theory

Elliott Wave Theory

Back in the old school days of the 1920-30s, there was this mad genius and professional accountant named Ralph Nelson Elliott.

By analyzing closely 75 years worth of stock data, Elliott discovered that stock markets, thought to behave in a somewhat chaotic manner, actually didn’t.

When he hit 66 years old, he finally gathered enough evidence (and confidence) share his discovery with the world.

He published his theory in the book entitled The Wave Principle.

According to him, the market traded in repetitive cycles, which he pointed out were the emotions of investors caused by outside influences (ahem, CNBC, Bloomberg, ESPN) or the predominant psychology of the masses at the time.

Elliott explained that the upward and downward swings in price caused by the collective psychology always showed up in the same repetitive patterns.

He called these upward and downward swings “waves”.

He believes that, if you can correctly identify the repeating patterns in prices, you can predict where price will go (or not go) next.

This is what makes Elliott waves so appealing to traders. It gives them a way to identify precise points where price is most likely to reverse. In other words, Elliott came up with a system that enables traders to catch tops and bottoms.

So, amidst all the chaos in prices, Elliott found order. Awesome, huh?

Of course, like all mad geniuses, he needed to claim this observation and so he came up with a super original name: The Elliott Wave Theory.

But before we delve into the Elliott waves, you need to first understand what fractals are.

Fractals

Basically, fractals are structures that can be split into parts, each of which is a very similar copy of the whole. Mathematicians like to call this property “self-similarity”.

You don’t need to go far to find examples of fractals. They can found all over nature!

A sea shell is a fractal. A snow flake is a fractal. A cloud is a fractal. Heck, a lightning bolt is a fractal.

So why are fractals important?

One important quality of Elliott waves is that they are fractals. Much like sea shells and snow flakes, Elliott waves could be further subdivided into smaller Elliot waves.

Ready to be an Elliottician now? Read on!

The 5 – 3 Wave Patterns

Mr. Elliott showed that a trending market moves in what he calls a 5-3 wave pattern.

The first 5-wave pattern is called impulse waves.

The last 3-wave pattern is called corrective waves.

In this pattern, Waves 1, 3, 5 are motive, meaning they go along with the overall trend, while Waves 2 and 4 are corrective.

Do not confuse Waves 2 and 4 with the ABC corrective pattern (discussed in the next section) though!

Let’s first take a look at the 5-wave impulse pattern. It’s easier if you see it as a picture:

Elliott wave black and whiteThat still looks kind of confusing. Let’s splash some color on this bad boy.

Elliott wave coloredAh magnifico! It’s so pretty! We like colors, so we’ve color-coded each wave along with its wave count.

Here is a short description of what happens during each wave.

We’re going to use stocks for our example since stocks are what Mr. Elliott used but it really doesn’t matter what it is. It can easily be currencies, bonds, gold, oil, or Tickle Me Elmo dolls. The important thing is the Elliott Wave Theory can also be applied to the foreign exchange market.

Wave 1

The stock makes its initial move upwards. This is usually caused by a relatively small number of people that all of the sudden (for a variety of reasons, real or imagined) feel that the price of the stock is cheap so it’s a perfect time to buy. This causes the price to rise.

Wave 2

At this point, enough people who were in the original wave consider the stock overvalued and take profits. This causes the stock to go down. However, the stock will not make it to its previous lows before the stock is considered a bargain again.

Wave 3

This is usually the longest and strongest wave. The stock has caught the attention of the mass public. More people find out about the stock and want to buy it. This causes the stock’s price to go higher and higher. This wave usually exceeds the high created at the end of wave 1.

Wave 4

Traders take profits because the stock is considered expensive again. This wave tends to be weak because there are usually more people that are still bullish on the stock and are waiting to “buy on the dips.”

Wave 5

This is the point that most people get on the stock and is most driven by hysteria. You usually start seeing the CEO of the company on the front page of major magazines as the Person of the Year. Traders and investors start coming up with ridiculous reasons to buy the stock and try to choke you when you disagree with them. This is when the stock becomes the most overpriced. Contrarians start shorting the stock which starts the ABC pattern.

Extended Impulse Waves

One thing that you also need to know about the Elliott Wave Theory is that one of the three impulse waves (1, 3, or 5) will always be “extended”. Simply put, there will always be one wave that is longer than the other two, regardless of degree.

According to Elliott, it is usually the fifth wave which is extended. As time went by, this old school style of wave labeling has changed because more and more people started labeling the third wave as the extended one.

ABC Correction

The 5-wave trends are then corrected and reversed by 3-wave countertrends. Letters are used instead of numbers to track the correction. Check out this example of a smokin’ hot corrective 3-wave pattern!

ABC corrective wave patternJust because we’ve been using a bull market as my primary example doesn’t mean the Elliott Wave Theory doesn’t work on bear markets. The same 5-3 wave pattern can look like this:

Reverse ABC corrective wave pattern

Types of Corrective Wave Patterns

According to Elliott, there are 21 corrective ABC patterns ranging from simple to complex.

“Uh 21? I can’t memorize all of that! The basics of the Elliott Wave Theory are already mind-blowing!”

Take it easy, young padawan. The great thing about Elliott Wave is you don’t have to be above the legal drinking age to trade it! You don’t have to get a fake ID or memorize all 21 types of corrective ABC patterns because they are just made up of three very simple easy-to-understand formations.

Let’s take a look at these three formations. The examples below apply to uptrends, but you can just invert them if you’re dealing with a downtrend.

The Zig-Zag Formation

Zigzag formationZig-zag formations are very steep moves in price that goes against the predominant trend. Wave B is typically shortest in length compared to Waves A and C. These zig-zag patterns can happen twice or even thrice in a correction (2 to 3 zig-zag patterns linked together). Like with all waves, each of the waves in zig-zag patterns could be broken up into 5-wave patterns.

The Flat Formation

Flat formationFlat formations are simple sideways corrective waves. In flats, the lengths of the waves are GENERALLY equal in length, with wave B reversing wave A’s move and wave C undoing wave B’s move. We say generally because wave B can sometimes go beyond the beginning of wave A.

The Triangle Formation

Triangle formationTriangle formations are corrective patterns that are bound by either converging or diverging trend lines. Triangles are made up of 5-waves that move against the trend in a sideways fashion. These triangles can be symmetrical, descending, ascending, or expanding.

Drop by our forums if you want to see the bullish and bearish versions of these Elliott Wave patterns.

Waves Within a Wave

Like we mentioned earlier, Elliott waves are fractals. Each wave is made of sub-waves. Huh? Let me show you another picture. Pictures are great, aren’t they? Yee-haw!

Waves within a waveDo you see how Waves 1, 3, and 5 are made up of a smaller 5-wave impulse pattern while Waves 2 and 4 are made up of smaller 3-wave corrective pattern?

Always remember that each wave is comprised of smaller wave patterns. This pattern repeats itself…

FOREVER!

To make it easy to label these waves, the Elliott Wave Theory has assigned a series of categories to the waves in order of the largest to the smallest. They are:

  • Grand Supercycle
  • Supercycle
  • Cycle
  • Primary
  • Intermediate
  • Minor
  • Minute
  • Minuette
  • Sub-Minuette

A Grand Supercycle is made up of Supercycle waves which is made up of Cycle waves which is made up Primary waves, which is made up of Intermediate waves which is made up of Minor waves which is made up of Minute waves which is made up of Minuette waves which is made up of Sub-Minuette waves. Did you get all that?

Okay, to make things much clearer, let’s see how an Elliott Wave looks in real life.

Real life Elliott waves

As you can see, waves aren’t shaped perfectly in real life. You’ll also learn it’s sometimes difficult to label waves. But the more you stare at charts the better you’ll get.

Besides, we’re not going to let you go at it alone! In the following sections, we’ll give you some tips on how to correctly and easily identify waves as well as teach you how to trade using Elliott Waves. Surf’s up!

The 3 Cardinal Rules and Some Guidelines

As you may have guessed, the key in using the Elliott Wave Theory in trading is all about being able to correctly identify waves.

By developing the right eye in recognizing what wave the market is in, you will be able to find out which side of the market to trade on, long or short.

There are three cardinal cannot-be-broken rules in labeling waves. So, before you jump right in to applying the Elliott Wave Theory to your trading, you must take note of the rules below.

Failing to label wave correctly can prove disastrous to your account.

The 3 Cardinal Rules and Some Guidelines

3 Cardinal Rules

As you may have guessed, the key in using the Elliott Wave Theory in trading is all about being able to correctly identify waves.

By developing the right eye in recognizing what wave the market is in, you will be able to find out which side of the market to trade on, long or short.

There are three cardinal cannot-be-broken rules in labeling waves. So, before you jump right in to applying the Elliott Wave Theory to your trading, you must take note of the rules below.

Failing to label wave correctly can prove disastrous to your account.

3 Cardinal Rules of the Elliott Wave Theory

  • Rule Number 1: Wave 3 can NEVER be the shortest impulse wave
  • Rule Number 2: Wave 2 can NEVER go beyond the start of Wave 1
  • Rule Number 3: Wave 4 can NEVER cross in the same price area as Wave 1

Then, there are the guidelines that help you in correctly labeling waves. Unlike the three cardinal rules, these guidelines can be broken. Here they are:

  • Conversely, sometimes, Wave 5 does not move beyond the end of wave 3. This is called truncation.
  • Wave 5, more often than not, goes beyond or “breaks through” the trend line drawn off Wave 3 parallel to a trend line connecting the start of Waves 3 and 5.
  • Wave 3 tends to be very long, sharp, and extended.
  • Waves 2 and 4 frequently bounce off Fibonacci retracement levels.

Riding Elliott’s Waves

Riding Elliott's Waves

This is probably what you all have been waiting for – drumroll please – using the Elliott Wave Theory in trading! In this section, we will look at some setups and apply our knowledge of Elliott Wave to determine entry, stop loss, and exit points. Let’s get it on!

Hypothetical, will-most-probably-be-right scenario:

Let’s say you wanted to begin your wave count. You see that price seems to have bottomed out and has began a new move upwards. Using your knowledge of Elliott Wave, you label this move up as Wave 1 and the retracement as Wave 2.

Elliott wave count

In order to find a good entry point, you head back to the School of Pipsology to find out which of the three cardinal rules and guidelines you could apply. Here’s what you found out:

  • Rule Number 2: Wave 2 can NEVER go beyond the start of Wave 1
  • Waves 2 and 4 frequently bounce off Fibonacci retracement levels

So, using your superior Elliott Waving trading skillz, you decide to pop the Fibonacci toolto see if price is at a Fib level. Holy mama! Price is just chillin’ like ice cream fillin’ around the 50% level. Hmm, this could be the start of Wave 3, which is a very strong buy signal.
Elliott wave entry

Since you’re a smart trader, you also take your stop into consideration.

Cardinal rule number 2 states that Wave 2 can never go beyond the start of Wave 1 so you set your stop below the former lows.

If price retraces more than 100% of Wave 1, then your wave count is wrong.

Let’s see what happens next…

Elliott wave 3

Your Elliott Wave analysis paid off and you caught a huge upward move! You go to Vegas (or Macau), blow all your profits on roulette, and end right back where you started. Lucky for you we have another hypothetical scenario where you can earn imaginary money again…

Scenario 2:

This time let’s use your knowledge on corrective waves pattterns to grab those pips.

Elliott wave flat example

You begin counting the waves on a downtrend and you notice that the ABC corrective waves are moving sideways. Hmm, is this a flat formation in the works? This means that price may just begin a new impulse wave once Wave C ends.

Elliott wave flat entry

Trusting your Elliott Wave skills, you go ahead and sell at market in hopes of catching a new impulse wave.

You place your stop just a couple of pips above the start of Wave 4 just incase your wave count is wrong.

Elliott wave flat exit

Because we like happy endings, your trade idea works out and nets you a couple thousand pips on this day, which is not always the case.

You have also learned your lesson this time around so you skip Vegas and decide to use your profits to grow your trading capital instead.

Learn from your fellow traders and discuss Elliott Waves.

Summary: Elliott Wave Theory

The market moves in repetitive patterns called waves
  • Elliott Waves are fractals. Each wave can be split into parts, each of which is a very similar copy of the whole. Mathematicians like to call this property “self-similarity”.
  • A trending market moves in a 5-3 wave pattern.
  • The first 5-wave pattern is called impulse wave.
  • One of the three impulse waves (1, 3, or 5) will always be extended. Wave 3 is usually the extended one.
  • The second 3-wave pattern is called corrective wave. Letters are used instead of numbers to track the correction.
  • Waves 1, 3 and 5, are made up of a smaller 5-wave impulse pattern while Waves 2 and 4 are made up of smaller 3-wave corrective pattern.
  • There are 21 types of corrective patterns but they are just made up of three very simple, easy-to-understand formations.
  • The three fundamental corrective wave patterns are zig-zags, flats, and triangles.
  • There are three cardinal rules in labeling waves:
  • If you look hard enough at a chart, you’ll see that the market really does move in waves.
  • Because the market never moves in text book perfect fashion, it will take many, many hours of practice analyzing waves before you start to get comfortable with Elliott waves. Stay diligent and never give up!
  • Rule Number 1: Wave 3 can NEVER be the shortest impulse wave
  • Rule Number 2: Wave 2 can NEVER go beyond the start of Wave 1
  • Rule Number 3: Wave 4 can NEVER cross in the same price area as Wave 1

source: http://www.babypips.com

Big Trades Come From the Little Ones

KI$$ Course : Big Trades Come From the Little Ones

Through the Power of Consistency

By : Ellen May

[Stocks and Forex Trader; Author and contributor of InvestorSaham Groups, V-Traders Trading Academy, and http://www.SantoVibby.com]

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku yang cukup menarik “Belajar Goblok dari Bob Sadino”. Anda tentu kenal dengan nama Bob Sadino sang milyuner nyentrik yang gemar mengenakan celana pendek kemana-mana. Ia merupakan seorang pengusaha yang sangat terkenal dengan KemChicks, KemFood, dan KemFarm. KemChicks menjual produk-produk makanan yang berkualitas tinggi, bahkan Bob mengekspor sayuran ke Jepang, negara yang mempunyai standar tinggi untuk impor makanan.

Pada masa mudanya Bob bukanlah seorang yang mempunyai latar belakang dalam industri makanan. Setelah hengkang dari pekerjaannya sebagai pelaut, singkat cerita ia memulai bisnis berjualan telur negeri dengan dibantu oleh seorang rekan yang memberinya bibit beberapa ekor ayam negeri. Bob memulai usahanya dengan berjualan telur keliling dari rumah ke rumah. Bukanlah hal yang mudah untuk menjual dan memperkenalkan sesuatu yang baru pada pasar. Ia seringkali ditolak bahkan dicacimaki oleh pembantu.

Ia sakit hati namun tekanan yang muncul justru membuatnya semakin semangat dan menemukan ide-ide brilian. Apa yang dilakukan Bob muda ?

Bob muda tidak berputus asa. Ia terus-menerus belajar dan berusaha. Sekalipun ia hanya memiliki peternakan yang kecil, ia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Ia membeli majalah-majalah keluaran Belanda yang mengulas tentang bagaimana cara beternak ayam negeri. Ia tidak lelah dalam memperkenalkan telur ayam negeri kepada warga sekitar Kemang yang pada waktu itu banyak dihuni kaum ekspatriat. Bahkan ia menyelipkan sekuntum bunga anggrek  di antara telut-telut yang ia jual. Bunga anggrek merupakan bunga yang mewah bagi para kaum ekspatriat, karena di negeri asalnya, bunga anggrek dianggap sebagai bunga yang cukup langka dan mahal. Sebuah nilai tambah yang brilian !

Ia mulai membina seorang pegawai, dua orang pegawai, dan terus mengembangkan bisnis menjual bahan makanan berkualitas tinggi hingga kini ia membawahi 2000 pegawai yang ia sebut sebagai “anak-anaknya”. Demikian pula dalam membangun sebuah system bagi perusahaannya, ia memberikan sebuah tips yang sangat sederhana, yaitu mulailah dari hal yang kecil ! Sejak ia mempunyai hanya satu atau dua orang karyawan, ia memberikan contoh bagaimana ia bekerja, hingga karyawan-karyawannya memahami betul apa yang diinginkan oleh Om Bob. Selama sepuluh tahun ia memberi model dan pada sepuluh tahun berikutnya ia memberi kepercayaan kepada “anak-anaknya” untuk mulai belajar mengambil keputusan, hingga akhirnya pada sepuluh tahun berikutnya, Om Bob menjadi seorang milyuner yang tidak perlu lagi pusing mengurus perusahaannya, karena system telah terbentuk dengan sendirinya.

Mungkin memang tidak sesimpel itu, namun kita dapat belajar sesuatu hal yang sangat penting dari beliau bahwa semua hal besar yang ia bangun sekarang berasal dari hal-hal keci yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh dan besar hati. Ia berusaha untuk memberi yang terbaik.

Contoh kedua adalah Dr. Alexander Elder, Ph.D seorang trader ternama kelahiran Russia yang juga merupakan seorang psikiatris. Ia dibesarkan di Uni Sovyet dan ia sangat membenci system pemerintahan negara itu, hingga singkat cerita ia berhasil keluar dari negara itu dah menetap di Amerika. Ia tidak mempunyai gambaran sama sekali mengenai saham, obligasi, futures, atau options. Buku pertama yang ia baca adalah “How to Buy Stocks” telah membuka matanya akan sebuah dunia baru baginya. Sekembalinya ke New York, ia membeli sebuah saham KinderCare. Dan sejak saat itu ia terus belajar mengenai berbagai jenis market, investasi, dan perdagangan saham, options, dan futures. Sembari meneruskan studinya sebagai seirang psikiatris dalam New York Psychoanalytic Institute dan menjadi editor buku psikiatris, ia rutin menjalankan aktivitas trading. Dalam bukunya “Trading For A Living”, Elder mengatakan bahwa belajar trading merupakan sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan lonjakan dan juga rasa sakit ketika terjatuh. Dengan terus berlatih, kualitas tradingnya semakin lama semakin membaik. Sebuah gebrakan terjadi ketika ia menyadari bahwa rahasia keberhasilan trading terletak di dalam kepalanya sendiri dan tidak di dalam komputer.

Big Trades Comes From the Little Ones

Seringkali kita mendengar kisah keberhasilan trader A yang menjadi kaya mendadak karena trading saat bullish, atau trader B yang berhasil melipatgandakan keuntungannya menjadi 2 hingga 3 kali lipat. Semua hal itu seringkali membuat orang-orang di sekelilingnya merasa iri dan ingin untuk memperoleh keuntungan yang serupa. Banyak orang yang ingin mengikuti jejak mereka.

Akhir-akhir ini saya seringkali mendengar ungkapan dari orang-orang di sekeliling saya yang bunyinya kira-kira seperti ini ,

“Wah akhir-akhir ini IHSG naik pesat, pasti Anda memperoleh banyak keuntungan. Teman saya Si A berhasil memperoleh keuntungan 2 Milyar. Maukah Anda mengajari saya untuk mengikuti jejak Anda atau jejak Si A ? Sepertinya trading merupakan ladang emas.”

Seringkali saya hanya tersenyum dan berkata, “Bagus sekali jika Anda ingin belajar trading saham. Memang saya akui bahwa rewards dalam trading itu besar. Namun sebelumnya, Anda juga harus menyadari bahwa rewards yang besar tersebut pastilah dibarengi resiko yang besar pula.”

Ya, demikianlah kenyataanya. Market bullish seringkali membuat orang tergiur bahkan trader seringkali lupa akan trading plan-nya sehingga tidak jarang dalam market bullish pun seorang trader masih bisa mengalami kerugian.

Lalu bagaimana dengan trader yang berhasil memperoleh keuntungan yang sangat spektakuler tersebut ? Mari kita simak kenyataan yang ada.

Kemungkinan pertama, trader tersebut memperoleh “durian runtuh” karena efek luck semata. Dalam hal ini, trader bersikap sebagai seorang penjudi yang bisa untung membabi buta, namun juga bisa bangkrut seketika. Trader semacam ini tidak menerapkan trading plan dan money management yang baik. Tentunya kita tidak ingin belajar dari trader semacam ini bukan ?

Kemungkinan kedua, trader tersebut berhasil memperoleh keuntungan yang spektakuler dari hasil analisa dan disiplin akan trading plan. Mungkin trader seperti ini jarang sekali memperoleh keuntungan yang spektakuler, namun keuntungan yang ia peroleh konsisten. Demikian pula kerugian yang muncul selalu ia batasi dengan konsisten. Dengan demikian keuntungan yang ia peroleh bertumbuh semakin banyak karena akumulasi.

Jangan menyepelekan kekuatan akumulasi seperti ini karena trader seperti inilah yang akan berhasil. Bisa saja keuntungan sebesar 2 milyar rupiah itu ia peroleh selama rentang waktu yang cukup lama bila dibandingkan dengan trader yang hanya mengandalkan factor luck.

Apa yang sebenarnya dilakukan oleh trader yang berhasil adalah memulainya dari hal yang kecil dan ia konsisten. Mungkin ia tidak memulai karir tradingnya dengan modal miliaran rupiah. Berapa pun modal yang Anda gunakan, jangan berkecil hati karena membandingkan dengan trader besar lainnya. Kerjakan trading plan Anda dengan besar hati. Sekalipun modal yang Anda gunakan hanya berkisar puluhan juta, lakukanlah aktivitas trading Anda dengan disiplin.

SABAR ! Seringkali trader merasa minder ketika melihat “tetangganya” yang bermodal miliaran rupiah dan ia ingin seperti itu. Dalam hatinya ia berkata, “Kapan saya akan menjadi trader besar seperti itu?”. Sebenarnya baik sekali jika Anda mempunyai visi untuk menjadi trader besar, namun jangan sampai hal itu membutakan objektivitas Anda. Tetap lakukan bagian Anda dengan sebaik mungkin ! Lakukan analisa dengan objektif, buat dan jalankan trading plan dan trading rules Anda dengan disiplin !

Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil karena hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil. Ketika Anda telah mampu mempertanggungjawabkan modal yang kecil tersebut, maka secara otomatis modal akan bertumbuh seiring dengan akumulasi keuntungan dan sadar atau tidak, pada akhirnya Anda akan siap untuk mempertanggungjawabkan hal yang besar.

Tabel berikut ini menunjukkan simulasi trading dengan modal sebesar Rp 50.000.000,- dengan keuntungan bersih trader dalam sebulan rata-rata 5% saja. Dalam 12 bulan pertama, trader berhasil meraup keuntungan sebesar Rp 35 juta, sehingga uangnya bertambah menjadi sekitar Rp 85 juta.

Dalam tahun kedua, jika trader tetap konsisten, trader akan berhasil melipatgandakan uangnya sebanyak 3 kali lipat menjadi Rp 150 juta !

Dan lihatlah betapa besarkan kekuatan konsistensi dalam tahun ketiga, modal awal yang hanya Rp 50 juta jika dikerjakan dengan sabar dan konsisten dapat menjadi Rp 275 juta.

Tabel di atas hanyalah merupakan simulasi. Dalam kenyataannya bisa saja dalam sebulan trader memperoleh keuntungan lebih atau kurang dari 5%. Namun dengan asumsi trader melakukan transaksinya secara konsisten, maka ia akan terkejut karena dahsyatnya akumulasi yang ia lakukan sedikit demi sedikit. Setialah dalam hal-hal yang kecil, maka Anda akan siap dalam mempertanggungjawabkan hal yang besar !
Salam traders, dan sukses selalu !

Ellen May.
Sumber: http://www.ellen-may.com

Menjadi Trader Profesional (Bagian 2)

Menjadi Trader Profesional (Bagian 2)

Dalam artikel sebelumnya telah dibahas 2 dari 5 faktor penting yang menunjang keberhasilan trader, di antaranya :

  1. Pembelajaran yang berkualitas.
  2. Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi.

Dalam artikel ini kita akan membahas 3 faktor lain yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan seorang trader untuk menjadi sorang trader sejati, antara lain :

3. Menetapkan tujuan.

4. Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.

5. Percaya diri / self image yang benar.

Mari kita bahas satu demi satu.

3. Menetapkan tujuan.

Menetapkan tujuan membantu kita untuk tetap fokus dalam menjalankan aktivitas trading serta dapat memacu kinerja trader. Tujuan yang ditetapkan haruslah spesifik, jelas dan menantang. Selain itu tujuan yang dibuat juga harus masuk akal.

Dalam trading, tujuan yang dibuat dapat berupa target ambil untung baik dari segi nominal (Misal target bulanan Rp 10 Juta, atau target bulanan sebesar 8%) ataupun dari segi teknikal yang diambil dari resisten berikutnya.

Buatlah tujuan untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Fokuskan perhatian Anda pada tujuan jangka panjang supaya Anda tidak emosional.

4. Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.

Tekanan dalam trading seringkali berupa efek emosional trader. Setelah beberapa kali melakukan stop loss, trader biasanya akan tergoncang atau paling tidak terusik emosinya. Ada rasa marah, kecewa, ingin balas dendam, bahkan rasa bersalah dan putus asa.

Tekanan jika ditanggapi dengan bijaksana dapat menjadi sebuah pengalaman berharga yang sangat penting untuk menjadi umpan balik bagi trader. Namun jika tekanan ditanggapi secara negatif (melakukan balas dendam, melampiaskan amarah terhadap market, putus asa) maka tekanan akan menghancurkan perjalanan trading Anda.

Banyak trader gagal karena mereka tidak mau berkembang ketika muncul masa–masa kritis atau masa sulit dalam aktivitas trading. Padahal failure signal tersebut sangat penting untuk menjadi feedback bagi alam bawah sadar untuk menjadi bahan pembelajaran dalam menguasai sebuah bidang.

5.Percaya diri / self image yang benar.

Milikilah self image sebagai seorang trader sukses / profesional karena tanpa memiliki rasa percaya diri dan gambaran yang sukses bagi diri sendiri, mustahil Anda dapat berhasil. Apa yang menjadi visi dan gambaran yang Anda yakini dalam benak Anda, itulah yang akan terwujud.

Jika Anda memulai trading dengan rasa pesimis dan takut, besar kemungkinan Anda akan gagal. Memiliki self image atau visi untuk menjadi seorang trader sukses berbeda dengan sikap overconfidence yang dapat membawa trader pada ketamakan. Memiliki visi sebagai trader sukses juga berarti bahwa Anda harus tetap mawas diri dan mau mengevaluasi kesalahan yang mungkin terjadi.

Sekalipun kelihatannya sepele, self image merupakan sebuah hal yang sangat krusial. Self image mirip dengan visi dan impian. Bahkan, menurut saya segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan hasil dari impian seseorang.

Alam semesta merupakan hasil dari imajinasi Sang Pencipta. Pesawat terbang merupakan hasil imajinasi Wright bersaudara. Demikian pula Thomas Alfa Edison yang menemukan bola lampu, saya yakin di benaknya ia membayangkan dan terus mengimajinasikan sesuatu yang berpijar. Bagaimana dengan trader ? Van K Tharp, Larry Levin, Alexander Elder, Conrad Alvin Lim merupakan sebagian kecil dari begitu banyak trader kelas dunia yang menggunakan dan mengakui pengaruh penting dari dahsyatnya VISI dan imajinasi.

Perjalanan menjadi trader professional tidaklah mudah dan instant. Beberapa hal di atas seringkali tidak disadari oleh para trader yang seringkali hanya berfokus pada mencari keuntungan jangka pendek. Fokuskan perhatian Anda untuk memperoleh keberhasilan jangka panjang.

Semoga artikel ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi semua rekan V-Traders dan selamat menjadi trader yang berhasil.

Salam V-Traders !

Sumber: http://www.ellen-may.com

Menjadi Trader Profesional (Bagian 1)

Menjadi Trader Profesional (Bagian 1)

PDFPrintE-mail

Last Updated on Wednesday, 14 April 2010 03:15 Written by Administrator Saturday, 07 July 2007 09:54

By : Ellen May

Seringkali seorang trader merasa bingung ketika harus mengambil keputusan dengan cepat dan tepat di saat yang penuh dengan ketidakpastian. Ketika harga saham mengenai level cut loss dan transaksi telah dieksekusi, ternyata market berbalik arah dan trader menyesal karena seharusnya dia memperoleh keuntungan. Ada pula trader yang merasa tidak percaya diri akan hasil analisanya sendiri, dan lebih memilih untuk mengikuti analisa trader lain yang dianggap lebih senior. Padahal tidak jarang, analisa yang sudah ia buat benar – benar terjadi dan seringkali trader menyesal karena sudah mengikuti analisa trader lain. Trader telah membekali dirinya dengan berbagai metode analisa baik teknikal maupun fundamental, namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Jika demikian, bagaimana caranya seorang trader pemula dapat menjadi seorang profesional ?
Menjadi Seorang Ahli

Beberapa penelitian menunjukkan adanya kecenderungan persamaan antara beberapa ahli dalam berbagai bidang, baik dalam trading maupun bidang lainnya. Seorang AHLI di bidang apa pun mempunyai sebuah ciri khas yang sama, yaitu refleks untuk mengolah informasi yang masuk dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, bahkan saat ia sendiri belum sempat untuk dapat mendeskripsikannya secara verbal. Ketika muncul situasi yang penuh dengan ketidakpastian, tidak ada kesempatan untuk menenangkan diri, tidak mungkin berpikir secara rasional, dan tidak ada waktu lagi untuk mencari penyebab dari permasalahan yang sedang muncul, alam bawah sadar sang AHLI otomatis dapat mengambil keputusan dengan tegas, tepat, dan cepat.

Ketika muncul informasi baru yang bertentangan dengan keyakinannya, biasanya orang akan mencari konfirmasi yang mendukung pendapatnya, sehingga ia dapat mempertahankan pendapatnya dan mengabaikan informasi yang kontradiktif tersebut. Namun tidak demikian halnya para profesional, mereka dengan mudah menerima dan menyesuaikan informasi baru sekalipun bertentangan dengan keyakinannya jika terbukti keliru. Ketika seseorang bersikap kaku terhadap keyakinannya, maka ia tidak dapat mengintegrasikan informasi baru dan informasi lama, seperti yang dilakukan oleh para ahli. Hal itulah yang membuat mereka lambat dalam bereaksi terhadap data baru. Kesimpulannya, supaya dapat mengambil keputusan dengan cepat, para profesional harus bersikap fleksibel dalam menyaring informasi baru dan dalam merevisi keyakinan mereka. Menjadi cepat dan fleksibel, adalah ciri penting dari seorang profesional.

Menjadi Seorang Trader Profesional

Apa saja yang menjadi faktor penting dalam menjadi seorang trader profesional ? Dalam artikel ini kita akan membahas 2 dari 5 faktor untuk menjadi seorang ahli, di antaranya adalah :
1. Pembelajaran yang berkualitas,
2. Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi.
Sedangkan 3 faktor lainnya akan kita bahas dalam artikel berikutnya.

1. Pembelajaran yang berkualitas

Seperti yang telah saya uraikan bahwa untuk menjadi seorang profesional, kita harus bersikap kritis dan fleksibel. Kemampuan untuk bersikap kritis dan fleksibel seorang trader sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran dan banyaknya latihan yang telah dilakukannya. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran implisit membutuhkan ribuan pengalaman yang berkualitas sebelum seseorang menjadi ahli di bidangnya. Sebagian besar trader gagal karena mereka tidak mau berkembang ketika dalam praktek trading muncul masa – masa sulit, yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh alam bawah sadar untuk menjadi umpang balik dan mengasah ketrampilan trader.

2. Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi

Adanya tim atau komunitas yang berhubungan dengan trading sangat diperlukan untuk memberi model bagi pemula yang masih “buta”, serta untuk memotivasi trader dalam berfokus pada tujuan sehingga trader dapat mengembangkan rasa percaya diri yang dibutuhkan untuk bertahan dan melewati masa – masa pahit / loss. Oleh karena itu sangat penting bagi trader pemula untuk bergaul dengan trader profesional dan belajar dari mereka. Alangkah baiknya jika sang senior bersedia untuk berbagi pengalaman dengan Anda. Anda bisa mengikuti seminar, milis tertentu, forum, kursus, dan membaca buku – buku bagus. Selain berguru, tentunya Anda harus rajin berlatih menerapkan ilmu yang telah Anda peroleh tersebut, supaya tidak menjadi murid yang penuh ketergantungan.

Semoga apa yang saya bagikan ini dapat menjadi pembelajaran yang berguna bagi rekan trader sekalian, dan sampai jumpa pada artikel berikutnya, “Menjadi Trader Profesional (Bagian 2)”.

Salam trader, dan sukses selalu.

Sumber: http://www.ellen-may.com